GURINDAM
Gurindam adalah bentuk puisi lama yang kurang populer. Adapun
bentuk puisi ini diperkirakan berasal dari India (Tamil). Masuk ke Nusantara
ini karena pengaruh kesusastraan Hindu.
Contoh gurindam :
Kalau
terpelihara mata,
kuranglah
cita-cita.
Kalau terpelihara kuping ,
kabar
yang jahat tiada damping.
Kurang
pikir kurang siasat,
Tentu
diri mu kelak tersesat.
Gurindam yang terkenal ialah kumpulan gurindam karangan pujangga
Melayu lama Raja Ali Haji. Namanya “GURINDAM XII” (Gurindam Dua Belas). Karena
terdiri atas dua belas pasal dan berisi kurang lebih 64 buah gurindam. Ditilik
dari isinya gurindam itu menyamai atau mendekati “kata pepatah”.
Syarat-Syarat Membuat Gurindam yaitu:
a.
Gurindam
terdiri dari dua baris.
b.
Rumus
rima akhirnya “aa”
c.
Sempuran
dengan dua baris saja.
d.
Baris
pertama merupakan syarat.
e.
Baris
kedua berisi akibat dari pada yang disebutkan pada baris pertama.
f.
Isi
gurindam pada umumnya nasihat juga sindiran.
SYAIR
Syair mempunyai dua pengertian, pertama ialah salah satu bentuk puisi
lama. Kedua bearti sajak (puisi) karena syair artinya penggubah
sajak seperti Chairil anwar, Taufiq Ismail.
Pada abad pertengahan syair mendapat tempat yang penting dalam
masyarakat, karena pada masa itu karangan dalam bentuk prosa belum dikenal
benar. Hampi semua cerita atau hikayat ditulis dengan bentuk syair.
Pada masa Balai Pustaka banyak juga diterbitkan buku cerita dalam
bentuk syair. Sekarang ini bentuk syair sudah terdessak ke tepi.
Contoh Syair:
Berbentilah
kisah raja Hindustan
Tersebutlah
pula suatu perkataan
Abdul
Hamid Syah Paduka Sultan.
Duduklah
Baginda bersuka-sukaan.
Abdul
Muluk putra Baginda
Besarlah
sudah bangsawan muda
Cantik
manjelis usulnya syahda
Tiga
belas tahun umurnya ada.
Parasnya
elok amat sempurna
Patah
menjelis bijak laksana
Memberi
hati bimbang gulana
Kasih
kepadanya mulia dan hina.
Dari:
Syair Abdul Muluk.
Adapun yang sangat membuat syair tetap memilki identitas adalah
dengan memakai kata-kata sajak yang indah dan menggugah hati denagn keelokan
bahasa Melayunya.
Bentuk membuat syair yaitu:
a.
Terdiri
atas empat baris.
b.
Tiap
baris terdiri dari delapan sampai sepuluh suku kata.
c.
Tidak
terdiri atas sampiran dan isi, tetapi semuanya merupakan isi.
d.
Umumnya
beruntun karena dipakai melukiskan cerita.
e.
Sajak
atau rima akhirnya bersajak “aa” artinya bersajak rangkai atau sama akhiranya.
Menurut isinya syair dapat dibeda-bedakan atas:
1.
Syair-syair
yang merupakan dongeng, atau yang berisi angan-angan pengarang.
Contohnya:
Syair
Bidasari
Syair
Anggun Ci’ Tunggal
2.
Sayair
yang berisi kiasan atau sindiran.
Contohnya:
Syair
Burung Pungguk
Syair
Kembang dan Melati
3.
Syair
yang berisi cerita atau hikayat.
Contohnya:
Syair
Cerita-Cerita Panji (Misalnya: Syair Damar Wulan).
Syair
Cerita-Cerita Wayang
Syair
Bibi Marhumah Yang Saleh
4.
Syair
yang berisi cerita kejadian.
Contohnya:
Syair
Menteng
Syair
Spilma
Syair
Perihal Singapura Dimakan Api
5.
Syair
yang berisi ajaran budi pekerti atau ajaran moral dan agama.
Contohnya:
Syair
Nur Muhammad
Syair
Kiamat
Syair Orang Makan Madat
Singkatan cerita-cerita berbentuk syair dapat tuan dan puan liat
dalam buku “Perintis Sastra” karangan Prof. Dr. C. Hooykaas.
SYAIR MODERN
Dikatakan syair modern karena bentuknya puisi tetapi seperti syair,
tetapi dia bukan syair. Contohnya kita lihat dalam sajak-sajak Angkatan
Pujangga Baru. Perhatikanlah contoh syair modern gubahan Amir Hamzah di bawah ini.
Hatiku
rindu bukan kepalang
Dendam
berahi berulang-ulang
Air
mata bercucuran selang-menyelang
Mengenangkan
adik kekasih abang.
Diriku
lemah anggotaku layu
Rasakan
cinta bertalu-talu
Kalau
begini datangnye selalu
Tentulah
kakanda berpulang dahulu
Dari:
Pujangga Baru
KALIMAT BERIRAMA
Sebenarnya kalimat berirama adalah bentuk prosa.tetapi sebab di
dalamnya iramaa puisi teras benar, sedangkan puisi dibedakan dari pada prosa
oleh iramanya. Maka sebaiknya kaliamat berirama dimasukkan ke dalam bentuk
puisi.
Dalam bahasanya orang Minangkabau ada cerita-cerita pelipur lara
dalam bentuk bahasa berirama dinamakan “Kaba” misalnya yang terkenal “Kaba
Sabai Nan Aluih”. Di bawah ini ada sedikit kutipan yang diambil dari
buku Sabai Nan Aluih terbitn Balai Pustaka saduran tulisan St. Sati (alm).
Pendahuluan.
Kait terkait rotan saga,
sudah terkait di akar bahar.
Terbang ke langit terberita,
Tiba di bumi jadi kabar.
1)
Siapa orang
yang terkabar – terkabar Raja Berbanding – dalam negeri Padang Tarap – di Ranah.
Payung sekali – di kerambil nan atap.
2)
Tungku – di pinang yang linggayuran.
3)
Di cempedak nan condong-condong – dirusuk
rumah nan gedang – di bawah ujung yang tinggi.
4)
Kononlah Raja
Berbanding – anaknya sebagai anak balam: seekor jantan seekor betina – seorang
bernama Mangkutak Alam – perempuan Sabai nan Aluih. Ada kepada masa itu – ialah
Sabai Nan Aluih – cermin terlayang Padang Tarap – orang elok selendang dunia –
mulut manis kucandan.
5)
Murah – suka
sungguh di alat.
6)
Datang – elok
penanti alat tiba – orang arif/ bijaksana – tahu di kias dengan banding – tahu
di lahir dengan batin – jaranglah puteri ‘kan
tandingnya, ....................................dst.
Adapun maksudnya yaitu:
1.
Cerita.
2.
Lembaga yang
rendah.
3.
Teratur
seperti.
4.
Tinggi, lemah lemah
dan lampai tentang sebuah pohon.
5.
Senda gurau
6.
Tamu.
Beberapa bentuk puisi berasal dari Arab dan Parsi yang belum disebutkan
ialah:
1.
Masnawi.
2.
Rubai.
3.
Kit’ah.
4.
Nazam.
5.
Gazal.
Agak tersaa susah dan teramat sukar untuk memberikan batasan dari
tiap-tiap bentuk puisi tersebut di atas. Karena selain contohnya dalam
kesusastraan kita amat kurang generasi penerusnya, perbedaan bentuk antara yang
satu dengan yang lainpun kurang jelas. Sebagai contoh puisi seperti ini dapat
dilihat dalam buku “Taju’ssalatin” karangan Bukhari Al Jauhari. Contoh yang
saye kemukekan ini hanye sekedar untuk dibandingkan dengan puisi asli Melayu
atau Indonesia. Karena demikianlah yang termuat dalam buku yang saya temukan
terkait pembahasan ini.
a.
Masnawi
UMAR
Umar yang adil dengan perinya,
Nyatalahpun adil sama sendirinya.
Deangan adilanya itu anaknya dibunuh,
Itulah adat 1) yang benar dan sungguh,
Dengan bedah 2) antara isi alam,
Ialah yang besar pada siang dan malam,
Lagipun yang menjauhkan segala syar 3),
Imammu’lhak 4) di dalam padang mahsyar
5),
Barang yang hak ta’ala 6) katakan itu,
Maka katanya sebenarnya begitu.
Artinya
yaitu:
1.
Keadailan.
2.
Perbedaan.
3.
Kejahatan.
4.
Pemimpin yang besar.
5.
Padang tempat berkumpul di hari kemudian aatu hari kiamat kelak.
6.
Kebenaran yang tertinggi.
b.
Ruba’i
Subhanahu Allah apa segala hal manusia.
Yang tubuhnya dalam jadi duli yang sia.
Tanah ini Ku jadikan tubuhnya kemudian.
Yang ada dahulu padanya terlalu mulia.
c.
Kit’ah
Jikalau kulihat dalam tanah pada ihwal sekalian insan.
Tiada ku dapat bedakan pada antara rakyat dansultan.
Fana juga sekalian yang ada dengarkan yang Allah berfirman.
Kullu man ‘alaiha fanin. Yaitu .
Barang siapa yang di atas bumi ini fana jua.
d.
Nazam
Bawa lagi raja sekalian.
Hendak ada mentari demikian.
Yang pada suatu pekerjaan.
Sempurnakan segala kerajaan.
Menteri inilah maha tolan raja.
Dan peti segenap rahasianya saja.
Karena kata raja itu katanya.
Esa artinya dan dua adanya.
Maka menteri
yang demikianlah perinya.
Ada keadaan
raja dirinya.
Jika raja dapat
adanya itu.
Dapat peti
rahasianya itu.
e.
Gazal
Kekasihku seperti nyawapun adalah terkasih dan mulia juga.
Dan nyawakupun, mana dari pada nyawa itu jauh ia juga.
Jika seribu tahun lamanyapun hidup ada sia-sia juga.
Nyawa itu yang menghidupkan senantiasa nyawa manusia juga.
Dan menghilangkan cintanyapun itu kekasihku yang setia juga.
Kekasihku itu yang mengenak hatiku dengan rahasia juga.
Bukhari yang ada serta nyawa itu ialah berbhagia juga.
Dari sekian contoh-contoh yang saye
kemukekan di atas ini adalah nyata kepada kiata, bahwa bentuk-bentuk puisi
Arab- Parsi itu sangat berlainan dari pada puisi asli Orang Melayu yang ada di
Indonesia.
Lagi pula telah tampak bahwa
kata-kata yang digunakan dan susunannya sudah berlainan sekali dengan bahasa
yang kita pergunakan dewasa ini. Sehingga wajar saja jika agak terlalu sukar
memahami artinya dan menimbulkan banyak interprestasi dalam pemaknaannya.
PUISI BARU
Puisi baru Indonesia lahir di tahun dua puluhan. Sebenarnya bukan
Angkatan Pujangga Baru yang memulai melahirkan bentuk-bentuk puisi baru, tetapi
beberapa pengarang yang lebih tua dari mereka yang biasanya disebut juga
angkatan Pra Pujangga Baru. Diantaranya kita sebut penyair-penyair yang cukup
terkenal Mohammad Yamin dan Rustam Effendi.
Jika Angkatan Balai Pustaka masih gemar mempergunakan pantun atau
syair, maka angkatan sesudahnya dimulai dengan Angkatan Pra Pujangga Baru, lalu
disusul oleh Angkatan Pujangga Baru.
Soneta.
Soneta berasal dari Italia, kata soneta berasal dari bahasi Italia
‘Soneto’ direvasi dari kata “sono” yang berarti suara. Jadi
dapat diartikan soneta itu puisi yang bersuara. Dalam abad ke-13
pujangga seperti Dante, Petracca (pujangga-pujangga Italia) sudah
membuat soneta. Soneta sebenaranya puisi curahan hati atau jiwa, curahan sukma,
yang melampiaskan rasa cinta-cinta kepada kekasih.
Misalnya :
Soneta Dante kepada Vita Nuova.
Soneta Petrarca kepada Laura.
Soneta Michel Anggelo kepada Victoria colonna.
Soneta Jaq. Perk kepada Mathilde.
Dari Italia soneta tersebar ke Eropa ( Inggris, Prancis, Belanda).
Di negeri Belanda pada awalnya abad ke-16 sudah ada soneta, tetapi
sungguh-sungguh dipakai baru setelah ditimbulkan kembali oleh De Tachtigers.
Dari negeri Belanda dimasukkan ke Indonesia dipelopori olah Angkatan Pra
Pujangga Baru dan Pujangga Baru, Muhammad Yamin dan Rustam Effendi
dianggap sebagai pelopor.
Soneta Italia terikat oleh syarat-syarat yaitu:
a.
Terdiri
atas empat belas baris.
b.
Terbagi
atas dua quatrain disebut octaaf dan dua terzina disebut sextet.
c.
Octaaf melukiskan alam, jadi sebagian sampiran pada pantun dan sextetnya
kesimpulan dari pada apa yang sudah dikiaskan pada octaaf.
d.
Peralihan
dari octaaf ke sextet disebut volta.
e.
Rumusan
sajak akhirnya sebagai berikut:
1)
a,
b, b, a (quatrain pertama).
2)
a,
b, b, a (quatrain kedua).
3)
c,
d, c, (terzina pertama).
4)
d,
c, d, (terzina kedua).