SYAIR GULUNG ASLI KETAPANG

Bolehlah saye perkenalkan diri.
Name saye Zunaidi.
Walau jauh kemane pergi.
Diundang bersyair insyaallah menghadiri.

Ayah saye namenye Nawawi.
Umak saye bername Wainah menantu Sedi.
Saye punye tige abang saudare laki-laki.
Pertame Sapuan Nur ketige Zainal Abidin dan kedua si Saupi.

Untuk kedue orang tue kite same berdoe.
Semoge berumur panjang selalu berbahagie.
Kitepun semege jadi anak bergune.
Tau diri dan paham adat budaye serte agame.

Kamis, 05 Januari 2012

SYAIR GULUNG " PERANTAU HARUS PULANG"


oleh Zunaidi Aidi Tuan-Tuan pada 27 Desember 2011 pukul 16:06

Assalammu'alaikum warahmatullah.
Kate terucap beserte dengan bismillah.
Maksud saye hendak mengutarekan madah.
Syair Gulungpun terbukalah sudah.

Salam hormat saye haturkan.
Kepade segenap umat keseluruhan.
Tuan dan Puan haraplah menjawab ini pesan.
Sebagai tanda turut menegakkan budaya zaman.

Seindah pusaka mustika.
Bergemilau bagaikan cahaya permata.
Demikian indah sajak pujangga.
Tapi tak diminati oleh para pemuda.

Puisi hanya sebagai  ungkapan.
Dianggap tak banyak kiasan.
Demikian pula syair gulung mendapat penilaian.
Semua itu sekilas anggapan.

Diri hendak menegakkan adat.
Tapi salah pula jika melawan syariat.
Ajaran agamalah yang mesti diperkuat.
Agar umat tidak tersesat.

Jangan marah sekiranya disinggung.
Jangan berbangga jika disanjung.
Jangan selalu mempermasalahkan untung.
Jangan beramal selalu mau dihitung.

Tahun sudah dipenghujung.
Berharap libur pulang ke kampung.
Segala kehidupan banyak sudah diarung.
Jangan selalu berharap pada aji mumpung.

Perantau harus pulang.
Tak baik berlama di kampung orang.
Kampung sendirilah yang seharusnya membuat senang.
Sediakan bekal untuk perjalanan yang panjang.

Jika pulang senanglah hati.
Segala bekal disediakan untuk perjalanan nanti.
Waktu luang pastilah dicari-cari.
Pulang yang baik jika bekal mencukupi.

Jika ada waktu pulang semua berebut.
Sanak keluarga di kampung habis disebut.
Sapa yang ditawari pasti mengikut.
Barang bekal semua diangkut.

Perantau harus pulang.
Tak baik jika memikirkan diri seorang.
Sediakanlah bekal dari sekarang.
Mumpung waktu masih panjang.

Bagimana jika pulang ke alam baka.
Itu sama dengan pulang juga.
Di dunia ini kita perantau semata-mata.
Maka pulang jugalah kita kehadirat Alla ta'ala.

Pastilah Tuan dan Puan merengut.
Sebelumnya diajak pulang kampung mau ikut.
Sekali tahu kampungnye di alam akhirat yang malakut.
Jadilah takut dijemput malaikat maut.

Kitapun jangan mau nekat.
Bekal sedikit mau pulang kekampung akherat.
Namun umur tak tahu kapan diangkat.
Persiapan barang bekal kita harus berat.

Jika hidup banyak berjanji.
Dengan suami istri mau hidup semati.
Begitu di kubur ketika mati.
Ia tidak ikut malah cari pengganti.

Wahai orang-rang yang mati.
Kalian telah pulang mendahului kami.
Istri-istri mu yang cantik telah dinikahi lagi.
Suami-suami mu yang gagah telah kembali beristri.

Sewaktu engkau di kubur setelah mati.
Anak istri suami menagantar dengan tangis yang menjadi.
Tanah kuburan mu di tijak-tijak keras sekali.
Itu oleh orang dekat mu yang ikut menguburi.

Kau tinggalkan harta benda.
Sewaktu belum berpulang kau tumpuk banyak pula.
Sekarang telah dibagi-bagikan semua.
Kuburan mu saja mungkin sudah dilupa.

Perantau harus pulang.
Jangan lupa kampung diri seorang.
Saling mengingatkanlah kita dengan senang.
Jauhilah dikampung orang apa yang dipantang.

Tahun yang berganti.
Umurpun dihitung lagi.
Patokan pasti umurnya Nabi.
Enam puluh tiga tahun Beliau sudah dipanggil Ilahi.

Terkadang yang kecil dan muda pulang dahulu.
Tak mesti untuk ditunggu-tunggu.
Jadi bersiap-siaplah selalu.
Karena pulangnya kita tidak ada waktu yang tentu.

Pulang tidak dengan panggilan nama.
Tidak di jemput karena abzat huruf pertama.
Jika demikian adanya.
Nama saya Zunaidi urutan terakhir untuk meninggal dunia.

Perantau harus pulang.
Tujuan dan jalan kita mesti dibentang.
Perjalanan kita masih panjang.
Kehadirat Allah kita pasti akan pulang.

Maaf jika bersalah-salah.
Sekedar saya hanya mengurai madah.
Jika bait demi bait tidaklah indah.
Paling bagus tetaplah kalimat thoyyibah.

Salam ya salam.
Salam berhatur memuji Khalikul Alam.
Semoga ini membuat hati menjadi tentram.
Perenung diri siang dan malam.

Sudah siapkah kita pulang.
Jadwal keberangkatan Allah yang merancang.
Tak peduli tua muda anak istri suami saudara sahabat akan dikenang.
Sampailah jumpa jika berganti tahun kita berumur panjang

Demikian ini syair gulung.
Maaf jika berat menyinggung.
Masing-masing kita cari selamat dan mau untung.
Syair ini panjang ujung ke ujung.

Dengan mengucap alhamdulillah.
Saya tutup ini madah.
Mudah-mudahan mendapat berkah.
Akhir kate wassalammualaikum warahmatullah.